Tidak bisa dipungkiri, menjelang memasuki bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri kebutuhan masyarakat akan daging, terutama daging sapi dan daging ayam selalu meningakat.
Karena banyaknya permintaan, hal ini dimanfaatkan oleh para pedagang daging untuk meraup keuntungan dengan menaikan harga daging.
Namun masyarakat harus berhati-hati, karena moment ini banyak dimanfaatkan oleh oknum-oknum pedagang yang hanya mencari untungnya saja dan merugikan pembeli.
Selain harus mewaspadai peredaran ayam tiren (mati kemaren) dan ayam berformalin, pembeli juga harus mewaspadai adanya daging gelonggongan dan daging sapi oplosan.
Daging gelonggongan adalah daging sapi yang berasal dari sapi yang sebelum disembelih diberi minum sebanyak-banyaknya sampai lemas.
Penyiksaan hewan ini bertujuan untuk menaikan berat daging supaya bertambah beratnya saat ditimbang. Sehingga daging gelonggongan sering juga disebut daging basah.
Selain daging gelonggongan, ada juga daging oplosan yaitu daging sapi yang dicampur dengan daging celeng (babi).
Nah, bagi pembeli supaya tidak tertipu oleh para pedagang yang curang, ada beberapa tips untuk bisa membedakan mana daging sapi yang sehat, daging gelonggongan dan daging oplosan.
Ciri daging gelonggongan yaitu warnanya yang pucat, konsistensi dagingnya lembek dan cepat busuk, permukaan dagingnya basah, dan biasanya penjual tidak menggantung daging tersebut.
Karena bila daging digantung, air akan banyak menetes dari daging. Sehingga biasanya oknum pedagang meletakan daging gelonggongan di atas meja atau papan.
Ciri lain dari daging gelonggongan adalah pada saat daging direbus, daging akan menyusut lebih banyak dari daging asli.
Selain itu, daging sapi glonggongan harganya lebih murah dari daging sapi segar. Selisihnya antara Rp 5.000 - Rp 10.000.
Ada lima aspek yang membuat daging oplosan ini berbeda dengan daging sapi segar.
Jika dilihat dari warna, daging babi memiliki warna yang lebih pucat dari daging sapi. Warna daging babi mendekati warna daging ayam.
Namun perbedaan ini tak dapat dijadikan pegangan, karena warna pada daging babi oplosan biasanya dikamuflase dengan pelumuran darah sapi, walau kamuflase ini dapat dihilangkan dengan perendaman dengan air.
Selain itu, ada bagian tertentu dari daging babi yang warnanya mirip sekali dengan daging sapi, sehingga sangat sulit membedakannya.
Tapi tidak perlu cemas. Sebab masih ada empat cara lain untuk mengenali daging oplosan.
Cara selanjutnya yaitu dengan melihat perbedaan dari serat daging.
Serat daging sapi padat dan garis-garisnya terlihat jelas. Sedangkan daging babi, seratnya terlihat samar dan sangat renggang. Perbedaan ini semakin jelas ketika kedua daging direnggangkan bersama.
Kemudian, lihat tekstur lemaknya.
Daging sapi memiliki lemak yang lebih kaku dan berbentuk. Sedang daging babi memiliki lemak yang sangat basah dan sulit dilepas. Namun hati-hati pada bagian tertentu seperti ginjal, penampakkan lemak daging babi hampir mirip dengan lemak sapi.
Jika masih belum yakin, perhatikan tekstur daging.
Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat dibanding dengan daging babi yang lembek dan mudah diregangkan. Untuk mengujinya, pegang kedua daging tersebut.
Langkah terakhir yang bisa digunakan untuk membedakan kedua daging tersebut dari aromanya.
Kedua daging memiliki aroma yang berbeda. Daging sapi memiliki aroma anyir. Sedang daging babi sangat khas. Untuk menguji cara ini, anda harus melatih penciuman berulang-ulang.
Sumber referensi:
1. Republika
http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/01/mp8pcf-ini-ciriciri-daging-sapi-gelonggongan-celeng-dan-tiren
2. Sindonews
http://daerah.sindonews.com/read/879411/22/cara-bedakan-daging-sapi-glonggongan-dan-oplosan-1404371873
Daging sapi Sumber gambar: elshinta.com |
Karena banyaknya permintaan, hal ini dimanfaatkan oleh para pedagang daging untuk meraup keuntungan dengan menaikan harga daging.
Namun masyarakat harus berhati-hati, karena moment ini banyak dimanfaatkan oleh oknum-oknum pedagang yang hanya mencari untungnya saja dan merugikan pembeli.
Selain harus mewaspadai peredaran ayam tiren (mati kemaren) dan ayam berformalin, pembeli juga harus mewaspadai adanya daging gelonggongan dan daging sapi oplosan.
Baca juga: Cara Mudah Mengetahui Ciri-ciri Ayam Tiren dan Berformalin
Daging gelonggongan adalah daging sapi yang berasal dari sapi yang sebelum disembelih diberi minum sebanyak-banyaknya sampai lemas.
Penyiksaan hewan ini bertujuan untuk menaikan berat daging supaya bertambah beratnya saat ditimbang. Sehingga daging gelonggongan sering juga disebut daging basah.
Selain daging gelonggongan, ada juga daging oplosan yaitu daging sapi yang dicampur dengan daging celeng (babi).
Nah, bagi pembeli supaya tidak tertipu oleh para pedagang yang curang, ada beberapa tips untuk bisa membedakan mana daging sapi yang sehat, daging gelonggongan dan daging oplosan.
Ciri-ciri daging sapi segar
Ciri daging sapi yang segar dan sehat yaitu, warnanya merah terang dan lemaknya berwarna kekuningan, tekstur dagingnya kenyal, dan biasanya, daging sapi asli dijual dengan cara digantung.Ciri-ciri daging sapi gelonggongan
Untuk mengetahui ciri-ciri daging sapi gelonggongan, ada beberapa hal yang bisa kita amati.Ciri daging gelonggongan yaitu warnanya yang pucat, konsistensi dagingnya lembek dan cepat busuk, permukaan dagingnya basah, dan biasanya penjual tidak menggantung daging tersebut.
Karena bila daging digantung, air akan banyak menetes dari daging. Sehingga biasanya oknum pedagang meletakan daging gelonggongan di atas meja atau papan.
Ciri lain dari daging gelonggongan adalah pada saat daging direbus, daging akan menyusut lebih banyak dari daging asli.
Selain itu, daging sapi glonggongan harganya lebih murah dari daging sapi segar. Selisihnya antara Rp 5.000 - Rp 10.000.
Ciri daging sapi oplosan
Untuk mengetahui daging sapi tersebut sudah dioplos atau belum, dapat dilihat secara kasat mata.Ada lima aspek yang membuat daging oplosan ini berbeda dengan daging sapi segar.
Jika dilihat dari warna, daging babi memiliki warna yang lebih pucat dari daging sapi. Warna daging babi mendekati warna daging ayam.
Namun perbedaan ini tak dapat dijadikan pegangan, karena warna pada daging babi oplosan biasanya dikamuflase dengan pelumuran darah sapi, walau kamuflase ini dapat dihilangkan dengan perendaman dengan air.
Selain itu, ada bagian tertentu dari daging babi yang warnanya mirip sekali dengan daging sapi, sehingga sangat sulit membedakannya.
Tapi tidak perlu cemas. Sebab masih ada empat cara lain untuk mengenali daging oplosan.
Cara selanjutnya yaitu dengan melihat perbedaan dari serat daging.
Serat daging sapi padat dan garis-garisnya terlihat jelas. Sedangkan daging babi, seratnya terlihat samar dan sangat renggang. Perbedaan ini semakin jelas ketika kedua daging direnggangkan bersama.
Kemudian, lihat tekstur lemaknya.
Daging sapi memiliki lemak yang lebih kaku dan berbentuk. Sedang daging babi memiliki lemak yang sangat basah dan sulit dilepas. Namun hati-hati pada bagian tertentu seperti ginjal, penampakkan lemak daging babi hampir mirip dengan lemak sapi.
Jika masih belum yakin, perhatikan tekstur daging.
Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat dibanding dengan daging babi yang lembek dan mudah diregangkan. Untuk mengujinya, pegang kedua daging tersebut.
Langkah terakhir yang bisa digunakan untuk membedakan kedua daging tersebut dari aromanya.
Kedua daging memiliki aroma yang berbeda. Daging sapi memiliki aroma anyir. Sedang daging babi sangat khas. Untuk menguji cara ini, anda harus melatih penciuman berulang-ulang.
Sumber referensi:
1. Republika
http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/07/01/mp8pcf-ini-ciriciri-daging-sapi-gelonggongan-celeng-dan-tiren
2. Sindonews
http://daerah.sindonews.com/read/879411/22/cara-bedakan-daging-sapi-glonggongan-dan-oplosan-1404371873
Comments
Post a Comment